Bogor (MNN )-Adanya angka penurunan nilai numerik yang disajikan oleh SIREKAP (Aplikasi resmi miliki KPU RI) untuk jumlah suara DPRD Kabupaten Bogor cukup menguras dan mengganggu psikologis. Diharapkan dapat mempermudah masyarakat maupun para Caleg dapat mengetahui lebih cepat dan pasti hasil prolehan suara, justru memicu kegaduhan dengan perubahan penyajian hasil yang cukup signifikan.
Kondisi tersebut menjadi perhatian serius bagi setiap Caleg maupun para relawan Timses dan bahkan para pemilih yang mengikuti perkembangan hasil perolehan suara DPRD Kabupaten Bogor Dapil III meliputi wilayah, Ciawi, Cisarua, Megamendung, Caringin, Cijeruk, Tamansari, Cigombong, dan Ciomas dengan alokasi 10 kursi DPRD.
Kegamangan hasil yang ditunjukkan aplikasi sirekap menjadi bola panas perbincangan dan koreksi mendalam bagi relawan dan tim sukses dari Caleg DPRD Kabupaten Bogor Dapil III dari Partai Bulan Bintang, Syarifatullah.
“Mendapat kewenangan menggunakan anggaran cukup fantastis untuk menghadirkan kemudahan dalam memperoleh update hasil perhitungan suara pasca pencoblosan, namun malah menghadirkan aplikasi murahan (sirekap) yang justeru merusak psikologis masyarakat,” ujar H. Aswin ketua Timses pemenangan Caleg Syarifatullah saat menggelar rapat dengan para relawan di Ciomas, Kabupaten Bogor, Rabu (21/2).
Mengalami perbedaan (penurunan) cukup signifikan dari hasil yang diperlihatkan mulai H+4 pasca pemilu, H. Aswin menilai ada indikasi pencurian jumlah (Hak) suara dialami oleh Caleg yang di klaim mendapat support dan dukungan dari para Ulama, Kyai, hingga para kaum Dhuafa dan Anak Yatim di sekitaran basis dapil Syarifatullah.
“Yang kami soroti itu ketika ada penurunan nilai suara yang cukup drastis di hari ke-5 perhitungan. Setelah sempat mendapat total sekitar 734 suara (H+4) lalu mendadak menurun tajam di angka 187 suara per hari ini (Rabu, 21/2) menurut kami ada kesalahan cukup arogan dari aplikasi sirekap,” tegas H. Aswin.
Ditempat yang sama, Caleg Syarifatullah juga turut menyayangkan adanya inkonsisten penyajian informasi untuk publik dari aplikasi sirekap. Terlepas dari nilai dan hasil, Syarifatullah berharap KPU RI dapat segera memperbaiki dan memberi kepastian secara profesional dalam menyajikan hasil perhitungan Pemilu 2024.
“Ini menjadi teguran keras bagi KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara serta pengawas keberlangsungan Pemilu. Semoga kekisruhan ini bukan serta merta menjadi modus indikasi pencurian maupun pencatutan angka (suara) untuk mendorong salah satu caleg tertentu untuk bisa mendapat jatah kursi,” imbau Syarif.
“Ada pertanggungjawaban Dunia dan Akhirat dari proses yang dijalankan oleh KPU maupun Bawaslu. Jadi hemat kami, semoga amanah/suara yang telah diberikan oleh peserta pemilu (pemilih) terhadap Caleg maupun Pilpres, dapat disajikan dengan data yang berkesesuaian ataupun apa adanya,” tegasnya. (RDI)
Editor : Ahdhia Putri Insyira
publish : Red